Rabu, 29 Desember 2010

JILBAB “ANTARA KEWAJIBAN MUSLIMAH DENGAN TREND DALAM BERGAYA”

Tiga orang gadis remaja naik angkot yang hampir penuh penumpang, sehingga mereka terlihat kerepotan waktu mencari tempat duduk. Penumpang yang lain memberi tempat di pojok dan area yang kecil. Ketiga gadis tersebut kerepotan bukan karena membawa barang bawaan yang banyak, tetapi karena busana yang dipakai tidak nyaman baginya dan mengganggu pemandangan orang lain. Bayangkan saja, model baju nyaris “you can See”, di dalamnya pakai manset sempit warna kulit, celana jeans ketat, plus jilbab mini dimana ujung rambut dan poni masih nongol dikit ngintip-ngintip tanpa malu-malu. Kali aja tuh rambut pengen keluar mau main , cari angin tapi nggak sampai masuk angin. Ketiga gadis itu berjalan sambil membungkukkan badan sambil memegang ujung baju bagian belakang agar pinggang tidak kelihatan, apalagi celana panjang zaman sekarang tidak punya pinggang
( Lho, kok nggak punya pinggang? Terus makenya gimana? Maksudnya tuh celana hanya dibikin sampai pinggul, bajunya pendek. Jadi pinggang juga suka ngintip juga kalau badan bergerak agak banyak).
Pemandangan seperti di atas sering kita saksikan di tempat umum, dikenakan oleh sebagian besar remaja dan tidak ketinggalan ibu-ibu muda. Tidak salah jika kita ingin tampil modis dan cantik, asal di tempat dan saat yang tepat agar tidak menjadi fitnah. Yang menjadi pertanyaan ,”Busana muslimah itu seperti apa ya....? Apakah ada aturan tertentu , alasan pemakaiannya dan apa konsekuensinya jika tidak berbusana muslimah?
Pakaian berguna untuk melindungi tubuh dari berbagai gangguan binatang, melindungi dari hawa dingin, menutupi bekas luka ( malu kan, cantik-cantik kok kulitnya ada ukiran?), tapi yang paling penting pakaian itu berguna untuk menutup aurat. Mana saja yang merupakan aurat bagi muslimah? Aurat bagi wanita yang wajib ditutup adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan. Ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW :
“Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya, syetan-pun berdiri tegak ( dirangsang olehnya ).” Riwayat Turmidzi dari Ibnu Mas’ud.
Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Aisyah adalah : “Hai Asma! Sesungguhnya perempuan itu apabila ia telah dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu darinya melainkan ini dan ini .” Rasullullah SAW berkata sambil menunjuk muka dan kedua telapak tangannya hingga pergelangannya sendiri. Jilbab adalah pakaian yang lapang atau luas dan dapat menutup aurat wanita.
Apakah hukumnya bagi muslimah memakai jilbab? Memakai jilbab adalah wajib bagi wanita dewasa yang mukminat dan muslimat ( Nah, mukminat artinya wanita yang beriman, sedangkan muslimah adalah wanita yang ber-dien Islam). Kewajiban ini disampaikan Allah dalam Al-Qur’an surat Al_Ahzab ayat 59 yang artinya Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
dan QS An-Nur ayat 31 menyatakan, Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Marilah kita bandingkan kepatuhan kita menjalankan perintah Allah dengan wanita wanita Muhajirin , dimana mereka dengan segera memakai jilbab begitu dikabarkan kepada mereka turunnya ayat tentang kewajiban berjilbab. Berkata Aisyah: “Mudah-mudahan Allah mengasihi ( merahmati ) para wanita Muhajiraat , ketika Allah turunkan ayat : Dan ulurkanlah kerudung kerudung mereka itu hingga ke dadanya , mereka sama merobek kain kainnya yang belum berjahit , lalu mereka gunakan buat kerudung.”
Abu Dawud meriwayatkan dari Shafiyah binti Syaibah, katanya; “ Berkata Shafiyah binti Syaibah : Ketika kami bersama sama Aisyah, mereka sebut sebut wanita Quraisy dan ada kelebihannya. Tetapi sesungguhnya aku , demi Allah aku tidak melihat yang lebih mulia selain daripara wanita Anshar, mereka sangat membenarkan Kitab Allah (Al-Qur’an) dan sangat kuat imannya kepada wahyu yang diturunkan.. Sungguh ketika diturunkan surat An-Nur dan ulurkan kerudung kerudung mereka hingga ke dadanya- para lelaki mereka-pun pulang , lalu membacakan ayat ayat yang baru turun itu kepada para wanitanya. Maka mereka-pun mengambil kain yang kemudian dengan kain itu mereka jadikan kerudung. Itu karena sangat membenarkan dan beriman kepada apa yang telah diturunkan Allah dalam kitab-Nya (Al-Qur’an).
Sebagian wanita di zaman sekarang memakai jilbab menurut mode yang ditularkan oleh artis atau orang orang terkenal lainnya. Sering terlihat di jalan gadis gadis ABG kita memakai blus kecil atau baju kaus lengan panjang tapi ketat dilapisi baju mini , adakalanya sempit dan press body , plus celana jeans atau lejing ketat dengan pinggang celana yang sengaja dirancang hanya sampai pinggul saja serta kerudung mini yang dimasukkan ke dalam baju atau diputar putar ke leher atau kepala ( ada siswa SMA yang menyebut ini adalah jilbab gantung diri). Ada lagi model lain dalam memakai jilbab, yaitu ditambahkan penjepit di kepala sehingga bentuk kepala sampai telinga tercetak dengan jelas. Aduh ..... jilbab model begini mungkin bikin gerah ya....? Sirkulasi udara ke kepala jadi terhambat, dan rambutpun akan protes ( kalau ia bisa ngomong , jangan salahkan aku kalau aku rontok he he he .....) . Padahal sesungguhnya kerudung itu harus menjulur menutupi dada, dan tidak transparan. Model busana boleh apa saja asalkan menutup aurat dengan sempurna, tidak berwarna menyolok sehingga menjadi pusat perhatian. Mau pake gamis atau rok blus juga no problem asal nggak sempit dan transparan.
Apa yang akan diterima oleh muslimah yang tidak mau menutup auratnya? Kelihatannya penampilan wanita tanpa jilbab yang dihiasi rambut hitam panjang berkilau , plus kulit putih bersih dan parfum paris adalah wanita masa kini yang diimpikan banyak orang. Banyak biaya yang dikeluarkan untuk merubah penampilan fisik menjadi lebih menarik ( pokoknya oke punya, gitu) . Bukankah uang yang dikeluarkan untuk keperluan di atas harus dipertanggung jawabkan di akhirat kelak ? Ibarat membeli makanan di pasar, tentu kita memilih makanan yang dikemas dalam wadah tertutup dengan rapi walaupun harganya lebih mahal daripada makanan yang dibiarkan terbuka. Wanita yang menutup auratnya adalah wanita yang menjaga kehormatannya , karena tidak sembarang orang bisa melihat perhiasan yang dia miliki. Pakaiannya longgar, tidak tipis, tidak menyerupai laki laki, modelnya tidak menyolok sehingga tidak menarik perhatian orang. Orang tidak akan tahu bagaimana bentuk lekuk tubuhnya, dan kulitnya terjaga dari berbagai zat yang mengotori udara. Rasullullah SAW bersabda, yang diriwayatkan oleh Muslim: ‘Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku melihatnya, yaitu: suatu kaum yang bersamanya cambuk seperti ekor sapi yang digunakannya untuk mencambuk orang orang, dan wanita wanita yang berpakaian tetapi telanjang , genit, kepalanya seperti punuk onta yang miring, mereka tidak akan masuk sorga , tidak juga mencium bau sorga , sesungguhnya bau sorga tercium dari jarak ini dan itu.”
Jika bau sorga saja tidak dapat kita dicium, alamat nerakalah tempat tinggal bagi wanita wanita yang tidak patuh pada aturan Allah . Sungguh kita tak akan sanggup menahan siksaan api neraka. Bayangkanlah, semua api di dunia ini hanya satu persen , sedangkan yang sembilan puluh sembilan persen lagi di akhirat kelak. Jangankan dibakar dengan api jutaan derjat, tersentuh air panas saja kita sudah menjerit kesakitan. Nauzubillahi min zalik. Oleh karena itu marilah kita semua merenungkankan kesalahan kita. Kita melakukan taubatan nasuha , tidak lagi berbusana yang menyalahi aturan Allah, kita luruskan niat bahwa kita menutup aurat karena mematuhi perintah Allah, menjaga kehormatan bukan karena ingin menutupi kulit yang mulai keriput, atau rambut yang mulai memutih atau untuk menutupi kekurangan kita. Kita harus berusaha agar tidak lagi cinta dunia yang berlebihan. Kita berjanji bahwa setiap rupiah yang kita belanjakan adalah untuk kebaikan. Mudah-mudahan air mata yang menetes adalah air mata penyesalan , yang tak hentinya memohon ampunan-Nya yang dapat memadamkan api neraka, dan kasih sayang Allah tidak pernah jauh dari kita semua. Aamin ya Rabbal ‘Alamin.
(Disarikan dari buku Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab dan Fiqih Wanita oleh Nurhayati, sebagai bakti kepada Allah dan kecintaan kepada kaum muslimah.)

RPP FISIKA SMK SEMESTER 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran                : Fisika
Kelas / Semester             : X / I
Pertemuan ke                  : 1 dan 2
Alokasi Waktu                : 6 JP ( 6 x 45 menit )
Standar Kompetensi        : 1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya
Kompetensi Dasar           : 1.1 Menguasai konsep besaran dan satuannya
Indikator :
1.1.1 Membandingkan Besaran pokok dan besaran turunan
1.1.2 Satuan besaran pokok diterapkan dalam sistem internasional

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menuliskan Pengertian besaran, besaran pokok dan besaran turunan
2. Menyebutkan besaran pokok dan satuannya dalam SI
3. Menyebutkan besaran turunan dan satuannya dalam SI
4. Menentukan besaran turunan dan satuannya dalam SI
5. Mengenal satuan kekuatan dan intensitas gempa
6. Mengkonversi satuan imperial menjadi satuan SI

II. Materi Ajar
1. Besaran Pokok dan Satuannya
2. Besaran Turunan dan Satuannya
3. satuan kekuatan dan intensitas gempa
4. Konversi Satuan

III. Metode Pembelajaran
1. Direct Instruction ( DI )
2. Contextual Learning ( CTL )

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal
1. Mengenalkan Físika secara umum
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran físika di SMK
3. Menginformasikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
1. Guru bersama siswa membahas pengertian besaran, besaran pokok dan besaran turunan
2. Guru membimbing siswa menyebutkan tujuh besaran pokok dan satuannya
c. Kegiatan Akhir
1. Refleksi : guru bersama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran, guru memberikan tugas baca untuk pelajaran dimateri selanjutnya
2. Penilaian : Kuis
3. Resume : ada tujuh besaran pokok menurut SI

Pertemuan 2
d. Kegiatan Awal
1. Menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan bidang keahlian dan kehidupan seharí-hari
e. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan contoh besaran turunan
2. Guru membimbing siswa menentukan besaran turunan dan satuannya
3. Guru mengenalkan satuan intensitas dan kekuatan gempa
4. Guru membimbing siswa mengubah satuan imperial menjadi satuan SI
f. Kegiatan Akhir
1. Refleksi : guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, guru memberikan tugas PR untuk pertemuan berikutnya
2. Penilaian : Tes tertulis
3. Resume : besaran turunan diturunkan dari besaran pokok, satuan intensitas dan kekuatan gempa, konversi satuan dari imperial ke satuan SI


V. Alat / Bahan / Sumber Belajar
1. Bahan Ajar
2. Buku Físika jilid 2 karangan M, Suratman, S.Pd , penerbit Armico Bandung
3. Buku Penunjang yang relevan


VI. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

Tes Uraian :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan besaran pokok dan turunan !
2. Tuliskan tujuh besaran pokok dan satuannya dalam SI !
3. Carilah 5 besaran turunan dan satuannya !
4. Tuliskan satuan intensitas dan kekuatan gempa!
5. Konversi satuan berikut di bawah ini :
a. 5 Pound = kg
b. 2 inci = m
c. 10 mil/jam = m/detik
d. 5 feet = m
e. 3600 km/jam = m/detik

Kunci Jawaban :

1) Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah dibakukan / ditetapkan secara SI, besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok.

2) Tujuh besaran pokok dan satuannya adalah : panjang (m), massa (kg), waktu (sekon), suhu (kelvin), kuat arus (ampere), intensitas cahaya (candela), jumlah zat (mol)

3) Besaran turunan dan satuannya : luas (m²), kecepatan (m/s), percepatan (m/s2), gaya (kg m/s²/N), usaha (joule), daya (watt), momentum (kg m/s), impuls (kg m/s²/N.s)
4) Richter
5) (5 pound = 2,5 kg), (2 inci = 0,05 m), (10 mil/jam = 4,4 m/detik), (5 feet = 1,6 m), (3600 km/jam = 20 m/s)

Skor penilaian:
Masing-masing soal diberi nilai 2.

Selasa, 28 Desember 2010

Penilaian, Asesmen, Pengukuran, Testing



TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA

MEMBUAT MATRIKS PERBANDINGAN PENILAIAN – ASESMEN – PENGUKURAN – TESTING DAN PERBANDINGAN JENIS-JENIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS


Dosen pembimbing;
Prof. Dr. Festiyed, MS
Dr. Usmeldi, M.Pd





Oleh:
Nurhayati
NIM: 52032






PROGRAM PASCA SARJANA
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
PERBANDINGAN PENILAIAN, ASESMEN, PENGUKURAN, TESTING
 DAN PERBANDINGAN JENIS-JENIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Hubungan antara Asesmen, Evaluasi, Pengukuran dan Tes adalah : Tes bagian dari pengukuran, pengukuran bagian dari evaluasi, dan evaluasi bagian dari asesmen.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Evaluasi mempunyai makna bagi berbagai pihak seperti siswa, guru, pembimbing atau penyuluh di sekolah, dan orang tua siswa. Hasil evaluasi bagi siswa memberi informasi tentang sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Terdapat dua kemungkinan bagi siswa untuk mengambil sikap dan langkah yang sesuai, yaitu:
1.      Hasil evaluasi tidak memuaskan. Apabila ternyata hasil evaluasi belum mencapai tujuan instruksional yang diinginkan , ia dapat dimotivasi untuk belajar lebih giat. Namun akibat negatif yang timbul adalah siswa menjadi putus asa dan motivasi belajarnya menurun bahkan hilang sama sekali.
2.      Hasil evaluasi memuaskan. Apabila hasil evaluasi memuaskan siswa , maka siswa termotivasi untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasinya.
Makna evaluasi bagi guru : Hasil evaluasi memberikan petunjuk bagi guru mengenai keadaan siswa, materi pengajaran, dan metode mengajarnya. Karena hasil yang diperoleh dari evaluasi adalah hasil yang dicapai oleh tiap siswa, maka guru memperoleh informasi tentang kemajuan belajar siswa serta kesulitan belajar yang dialami siswa. Dengan petunjuk ini guru dapat mengupayakan perbaikan atau pengayaan belajar siswa. Hasil evaluasi dapat juga menggambarkan daya serap siswa terhadap pelajaran yang diberikan.
Jenis dan Teknik Evaluasi:
  1. Jenis evaluasi
    1. Informal: Bersifat formatif dan kualitatif dan dilaksakan secara terus menerus oleh guru selama PBM. Instrumennya bersifat life instrumen ( memantau kemajuan belajar, memeriksa PR, memberi tanggapan terhadap pertanyaan siswa.
    2. Formal: evaluasi yang disusun secara terstruktur dan sistematis dengan menggunakan instrumen yang ketat. Kegunaannya dalam PBM adalah untuk mengevaluasi penempatan, evaluasi formatif, evaluasi diagnostik, evaluasi sumatif.
  2. Teknik Evaluasi
    1. Observasi: Pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam PBM.
    2. Evaluasi diri:  Siswa diberi kesempatan untuk menilai dirinya sendiri.
    3. Tes: Merupakan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan siswa.

Bebarapa Hal Tentang tes
Fungsi Tes
Aspek Psikologi Tes
Banyak Peserta Tes
Waktu Yang Tersedia
Cara pemberiannya
Bentuk Soal
Seleksi awal, Akhir, Diagnostik, Formatif, Sumatif
Intelegensi, Bakat, presatasi belajar
Tes perorangan, tes kelompok
Tes kemampuan, tes kecepatan
Tes tertulis, tes lisan
Ada jawaban pilihan ganda, menjodohkan. Tak ada jawaban (isian, jawaban singkat, uraian objektif dan uraian non objektif 

    1. Non tes: menggunakan instrumen wawancara, kuisioner, personal report
    2. Diskusi: Mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep untuk memecahkan suatu masalah, guru mengetahui penguasaan siswa terhadap sunstansi pelajaran.

PENILAIAN
ASESMEN
PENGUKURAN
TESTING
Pengertian dari:














Yang dimaksud dengan penilaian adalah: Proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka,deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan..




Penilaian kelas adalah: Proses pengumpulan dan
penggunaan informasi oleh
guru melalui sejumlah bukti

untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil
belajar/kompetensi siswa.


Yang dimaksud dengan asesmen adalah: proses pengumpulan informasi tentang peserta didik, berkenaan dengan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan (Hart,1994)

Pengertian assessment hampir sama dengan pengertian evaluation, tetapi assessment memberi penekanan yang lebih besar pada kinerja tugas-tugas pada bentuk nyata dan kompleks (Linn dan Gronlund, 1995).

assessment memiliki pengertian yang lebih luas daripada pengertian evaluation,  measurement, dan test.


Asesmen dikatakan autentik jika;
-Sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan
- Melibatkan siswa pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, dan bermakna
- Mempu menantang siswa menerapkan informasi/ keterampilan akademik baru pada situasi riil untuk maksud yang jelas
- mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang sebenarnya pada suatu mata pelajaran.
measurement atau pengukuran ialah pemberian tanda atau angka pada hasil sebuah tes atau bentuk lain dari menurut assessment aturan tertentu. Hasilnya hanya angka-angka, tetapi dapat dipakai untuk membuat penilaian. 

Test adalah tipe khusus dari assessment yang secara khusus terdiri atas seperangkat pertanyaan yang dilaksanakan semenjak periode waktu tertentu sampai dengan membandingkan hasil belajar semua peserta didik.



CIRI PENILAIAN KELAS
1. Belajar tuntas
2. Otentik
3. Berkesinambungan
4. Berdasarkan acuan kriteria/ patokan
5. Menggunakan berbagai cara dan alat penilaian

Karakteristik asesmen autentuk:
-Bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas
- Cerminan dunia nyata bukan sebagai macam kerja sekolah yang memecahkan masalah
-menggunakan banyak ukuran, metode dan kriteria
-Bersifat komprehensif dan holistik


Cara penyekoran hasil tes:
1.pemberian skor untuk tes bentuk objektif
Secara sederhana, cara memberikan skor terhadap tes hasil objektif dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan memberikan skor 0 untuk jawaban salah. Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua soal.
2.Pemberian skor tes bentuk essai.
Ada dua cara memberikan hasil skor terhadap hasil tes essai, yaitu cara penyekoran analitik (analitical scoring method) dan cara penyekoran holistic (holistic scoring method).


Penilaian otentik:
  Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu
  Mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah
  Menggunakan berbagai cara dan kriteria
  Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,)











TEKNIK / CARA PENILAIAN
  • Unjuk Kerja (Performance)
  •  Penugasan (Proyek/Project)
  •  Hasil kerja (Produk/Product)
  •  Tertulis (Paper & Pen)
  •  Portofolio (Portfolio)
  •  Sikap
  •  Diri (Self Assessment)


Manfaat asesmen autentik:
Á      Menunjukkan secara lengkap seberapa baik pemahaman terhadap asesmen autentuk
Á      Menunjukkan dan memperkuat kompetensi-kompetensi SCANS
Á      Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka, dunia mereka juga dengan masyarakat luas
Á      Meningkatkan keterampilan berpikir tinggi
Á      Menerima tanggung jawab dan membuat pilihan-pilihan
Á      Menghubungkan mereka dengan orang lain, termasuk berkolaborasi dalam tugas
Á      Belajar mengevaluasi tingkat kinerja mereka sendiri





Bentuk- bentuk asesmen yang lain:
1.      Asesmen tradisional
2.      asesmen komprehensif dan berkelanjutan
3.      Asesmen kinerja
4.      Asesmen informal

. Cara penyekoran analitik adalah cara penyekoran yang mengacu pada elemen-elemen jawaban ideal. Tinggi rendahnya skor jawaban siswa, bergantung pasa lengkap tidaknya elemen yang dituju.
2. Cara penyekoran holistic adalah cara penyekoran yang didasarkan pada keluasan respon jawaban yang diberikan. Tinggi rendahnya skor jawaban siswa bergantung pada kualitas keseluruhan jawaban siswa






Manfaat hasi penilaian:
À            Remedial
À            Pengayaan
À            Perbaikan program dan kegiatan
















Asesmen alternatif adalah: asesmen yang tidak melibatkan suatu tes baku dengan butir-butir asesmen tradisional
Asesmen autentik adalah: asesmen yang mengukur kinerja siswa dalam suatu tugas kehidupan nyata, situasi relevan, atau masalah yang bermanfaat.
Asesmen informal adalah: asesmen siswa melaui pengamatan sehari-hari , interviu informal, dan prosedur-prosedur non standar.
Asesmen kinerja adalah : aesemen alternatif yang melibatkan suatu aktifitas yang mengukur kinerja siswa berdasarkan kriteria tertntu.
Asesmen diri adalah : asesmen yang dilakukan siswa sendiri , siswa menganalisis dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Asesmen tradisional adalah: asesmen dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tradisional.

PERBANDINGAN JENIS-JENIS  VALIDITAS DAN  RELIABILITAS

Ketentuan penting dalam evaluasi adalah hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasi harus valid. Ada dua jenis validitas yang akan dibicarakan, yaitu : pertama menyangkut soal secara keseluruhan dan yang kedua menyangkut butir soal atau item.

Macam-macam validitas
Scarvia B Anderson menyatakan “A test is valid if it measures what it purpose to measure. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia valid sama dengan sahih. Yang ditekankan pada validitas bukanlah pada tes tetapi hasil tes atau skornya.
Validitas dapat dikelompokkan menjadi validitas logis dan validitas empiris.
1.      Validitas logis
Istilah validitas logis mengandung kata logis yang berasal dari kata logika yang berarti penalaran. Dengan demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi pada sebuah instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang dengan baik mengikuti teori dan ketentuan yang ada. 
 Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu: validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas isi menunjukkan suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Sedangkan validitas konstruksi sebuah instrumen menunjukkan suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstruksi aspek kejiwaan yang sehatusnya dievaluasi.
 2.  Validitas Empiris
Istilah validitas memuat kata empiris yang artinya pengalaman. Sebuah Instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Ada dua macan validitas empiris, Yaitu validitas “ada sekarang” atau concurrent validity dan validitas predictive. Pada validitas ada sekarang kriteria yang digunakan sebagai pembanding kondisi instrumen yang sudah tersedia. Selanjutnya instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriteria yang diramalkan akan terjadi disebut validitas prediksi.

Validitas Butir Soal atau validitas item.
Validitas butir soal digunakan jika kita ingin mengetahui butir soal yang mana saja yang memiliki validitas rendah.

Tes Terstandar sebagai kriterium dalam menentukan validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Sebuah tes terstandar memiliki identitas berupa: sudah dicobakan berapa kali dan dimana, berapa koevisien validitas, reliabilitas, tara kesukaran, daya pembeda, dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Validitas Faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir soal, masih ada lagi yang perlu diketahui validitasnya, yaitu faktor-faktor atau bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok-pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan. Butir-butir soal dalam faktor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap soal-soal secara keseluruhan. Sebagai tanda bahwa butir soal tersebut mempunyai dukungan yang besar terhadap seluruh soal yakni apabila jumlah skor untuk butir-butir faktor menunjukkan adanya kesejajaran dengan skor total.  

RELIABILITAS
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Kalaupun terjadi hasil yang berubah-berubah, perubahan yang terjadi kecil. Scarvia B Anderson menyatakan bahwa persyaratan bagi tes adalah memiliki validitas dan reliabilitas. Reliabilitas penting karena ia menyokong validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid, tetapi tes yang valid biasanya reliabel.

Cara mencari besarnya reliabilitas
Karena reliabilitas merupakan ketetapan suatu tes kepada subjek yang sama, maka perlu dilihat kesejajaran hasil dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Kriterium yang digunakan untuk mengetahui adanya ketetapan ada yang berada di luar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (cosistency internal).
a.       Metode bentuk paralel: tes paralel atau tes equivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan , tetapi butir-butir soalnya berbeda.
b.      Metode tes ulang: Metode digunakan untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Metode ini disebut juga single-test-double-trial method.
c.       Metode belah dua atau split-half method : Pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan barulah diketahui reliabilitas separo tes. Cara pembelahan yang dapat dilakukan adalah:
Á               Pembelahan ganjil –genap
Á               Pembelahan awal-akhir

VALIDITAS
RELIABILITAS
Ada dua jenis validitas yang akan dibicarakan, yaitu : pertama menyangkut soal secara keseluruhan dan yang kedua menyangkut butir soal atau item.
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
Validitas dapat dikelompokkan menjadi validitas logis dan validitas empiris.


Cara mencari besarnya reliabilitas
 Kriterium yang digunakan untuk mengetahui adanya ketetapan ada yang berada di luar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (cosistency internal).
      a.Metode bentuk paralel.
b. Metode tes ulang .
c. Metode belah dua atau split-half method
Cara pembelahan yang dapat dilakukan adalah:
Á               Pembelahan ganjil –genap
Á               Pembelahan awal-akhir
dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu: validitas isi dan validitas konstruksi

Ada dua macan validitas empiris, Yaitu validitas “ada sekarang” atau concurrent validity dan validitas predictive.

Cara mengetahui kevaliditasan memakai teknik korelasi product moment yang dikemukan oleh Pearson

Validitas Faktor
 yaitu faktor-faktor atau bagian keseluruhan mater. Butir-butir soal dalam faktor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap soal-soal secara keseluruhan.



STANDARD ERROR
 Standard error dari mean (SEM) adalah standar deviasi sampel estimasi mean sebuah populasi mean. Ini juga dapat dilihat sebagai standar deviasi kesalahan dalam mean sampel relatif terhadap mean sebenarnya, sejak mean sampel merupakan penduga yang tidak bias. SEM biasanya diperkirakan dengan estimasi sampel penduduk deviasi standar (deviasi standar sampel ) dibagi dengan akar kuadrat dari ukuran sampel (dengan asumsi statistik nilai-nilai kemerdekaan dalam sampel): di mana s adalah deviasi standar sampel (yaitu, sampel perkiraan berdasarkan standar deviasi dari populasi), dan  n adalah ukuran (jumlah pengamatan) sampel.  Standar kesalahan juga dapat didefinisikan sebagai standar deviasi dari kesalahan  
.
.
 Standar error memberikan langkah-langkah sederhana ketidakpastian dalam nilai dan sering digunakan karena:
  • Jika error standar kuantitas dari beberapa individu kemudian dikenal standard error dari beberapa fungsi dari kuantitas dapat dengan mudah dihitung dalam banyak kasus;
  • Mana distribusi probabilitas dari nilai yang diketahui, dapat digunakan untuk menghitung pendekatan yang baik untuk yang tepat  dan
  • Mana distribusi probabilitas tidak diketahui, hubungan seperti Chebyshev 's atau ketidaksetaraan Vysochanskiï-Petunin dapat digunakan untuk menghitung interval keyakinan konservatif
  • Sebagai ukuran sampel yang cenderung tak terhingga teorema limit sentral menjamin bahwa distribusi sampling mean asimtotik normal.
. Rumus yang diberikan di atas untuk standard error mengasumsikan bahwa ukuran sampel jauh lebih kecil daripada ukuran populasi, sehingga populasi dapat dianggap efektif dalam ukuran tak terbatas. Ketika sampling fraksi besar (sekitar sebesar 5% atau lebih), perkiraan kesalahan harus dikoreksi menggunakan "populasi terbatas koreksi" menjelaskan tambahan diperoleh presisi sampling dekat dengan persentase yang lebih besar dari populasi. Efek dari FPC adalah bahwa kesalahan menjadi nol ketika ukuran sampel n adalah sama dengan ukuran populasi N.















Kepustakaan:
Arikunto, Suharsimi, 1991. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Akman, 2007. Materi Kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Fisika.
Saverius, 1991. Evaluasi hasil Belajar dan Umpan Balik, , Jakarta: PT Grasindo.